Seorang jurnalis atau wartawan bertanggung jawab untuk mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber, melakukan verifikasi kebenaran informasi, serta menyajikan berita dengan cara yang jelas, ringkas, dan mudah dipahami oleh pembaca atau penonton.
Jurnalistik berkaitan erat dengan pemberitaan di media massa. Bisa dikatakan, inti kegiatan jurnalistik adalah pengumpulan, pelaporan, penulisan, penyajian, serta penyebarluasan berita. Secara sederhana, jurnalistik merupakan bagian dari disiplin ilmu. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, jurnalistik punya serangkaian proses kegiatan yang lebih kompleks. Apa itu jurnalistik?
Pengertian jurnalistik Melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnalistik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kewartawanan dan persuratkabaran. Secara konseptual, jurnalistik bisa dipahami dari tiga sudut pandang, yakni sebagai proses, sebagai teknik, dan sebagai ilmu.
Sebagai proses Jurnalistik adalah ‘aktivitas’ pencarian, pengolahan, penulisan, dan penyebarluasan informasi kepada publik lewat media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan dan jurnalis. Sebagai teknik Jurnalistik adalah ‘keahlian’ (expertise) atau ‘keterampilan’ (skill) menulis karya jurnalistik, berupa berita, artikel, dan feature.
Hal ini termasuk keahlian pengumpulan bahan tulisan, seperti hasil liputan peristiwa (reportase) serta wawancara. Sebagai ilmu Jurnalistik adalah ‘bidang kajian’ tentang proses pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, pemikiran, dan ide) melalui media massa.
Dalam hal ini, jurnalistik termasuk ilmu terapan yang dinamis dan terus mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta kehidupan masyarakat.
Karakteristik jurnalistik Sebagaimana dikutip dalam buku Jurnalistik “Kemahiran Berbahasa Produktif” (2020) karya Lisa Septia Dewi Br. Ginting, Luwi Ishwara menjabarkan lima karakteristik penting dari jurnalistik, yakni:
- Skeptis Adalah sikap untuk mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari sikap skeptis adalah keragu-raguan dan upaya untuk menggali lebih jauh peristiwa sebagai bahan pemberitaan.
- Bertindak Artinya wartawan tidak menunggu terjadinya sebuah peristiwa, melainkan selalu mencari dan mengamati lingkungan dengan ketajaman naluri seorang wartawan (sense of social).
- Berubah Artinya media tidak hanya bertindak sebagai penyalur informasi, tetapi juga sebagai fasilitator, penyaring, serta pemberi makna sebuah informasi.
- Seni dan profesi Artinya wartawan selalu mengamati setiap peristiwa untuk menangkap aspek yang unik dan menarik di tengah kehidupan masyarakat.
- Peran pers Artinya pers berperan sebagai pelapor yang bersifat netral dan tanpa prasangka, dalam melaporkan setiap peristiwa yang terjadi di masyarakat. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai wakil publik, watchdog, advokasi, serta pembuat kebijaksanaan.